IKAPI Vs Buku ISRAEL IS-not-REAL

5 03 2009

KISAH HEBOH IKAPI DI BALIK ISLAMIC BOOK FAIR 2009

cvr-depandesain-cd-chase

Kemarin, 4 Maret 2009, saya mendapat telepon dari seorang kawan, kasir salah satu stan buku di ISLAMIC BOOK FAIR 2009. “Mas, cepet dateng ke Senayan, sekarang! Seru mas,” begitu katanya.

“Ada apa? Hari ini aku harus siap-siap berangkat ke Solo,” jawabku.

”Banyak orang yang bertanya, ’Mana penulis buku ISRAEl ISnotREAL’. Buruan deh, mas, banyak yang nungguin. Sudah ya, pulsaku habis. Da… da…” katanya tergesa-gesa.

Mimi Bule yang meneleponku, ingin aku segera datang. Aku pun ke sana. Tapi kemacetan jalanan sejak Pasar Minggu menuju Senayan membuat saya habiskan waktu 2 jam untuk sampai ke stan pameran.

Sesampai di pameran buku, saya dapati Mimi Bule cemberut. Dengan nafas tersengal dia berkata, ”Mas orang IKAPI barusan menyuruh kami mengemasi TV dan DVD, kaga’ boleh muter Film Pendirian Negara Fiktif Israel karena ini pameran buku, bukan pameran audio visual mas. Sebel aku.” Karena sudah malam dan pameran segera tutup, maka kamipun pulang.

Singkat cerita, esok harinya kami protes ke panitia penyelenggara ISLAMIC BOOK FAIR. Siang hari 5 Maret 2009 kami temui panitia pameran, yaitu pak Setiono, Seksi Peserta. ”Begini mas, film yang diputar di stan itu (stan buku ISRAEL Isnot REAL) mengganggu. Jadi kami melarang memutar film di stan buku, karena ini bukan pameran DVD tapi pameran buku,” kata pak Setiono.

”Lho, mengapa hanya kami yang dilarang. Saya jumpai 3 stan memutar film yang beragam. Mengapa mereka tidak Anda hentikan juga,” selaku.

”Kan, mereka tidak mengganggu. Audionya tak berisik,” jawabnya.

”Kami juga bisa tidak berisik. Film yang kami putar itu film pendirian negara fiktif Israel, pengusiran serta genosida tentara-tentara Zionis terhadap bangsa Palestina sejak tahun 1900an hingga akhir tahun 2008,” jawabku.

”Ya, tapi itu bukan buku, mas,” jawabnya.

“Mana mungkin DVD disebut buku. Anak TK saja bisa bedakan buku dan DVD. DVD pendirian negara fiktif Israel itu bonus bagi pembeli buku ISRAEL ISnotREAL. Kami tidak sedang kampanye partai politik. Tapi kami kampanye kemerdekaan Palestina. Jadi tolong, Anda cabut larangan Anda itu. Jika tidak, kami akan menjadikan masalah ini sebagai kasus penghalangan penjualan dan tentu kami tidak terima. Kami anggota IKAPI, kami penuhi tanggung jawab sebagai anggota. Mengapa IKAPI menghalangi kami,” jawabku menderu hingga dia terlihat kaget menerima guyuran kalimat mendadakku itu.

Singkatnya, kamipun memasang kembali seperangkat audio visual untuk memutar film itu seperti kemarin-kemarin.

Buku ISRAEL ISnotREAL mendapat sambutan cukup hangat dari para hadirin pecinta buku yang mengunjungi pameran sejak sabtu minggu kemarin.

Buku ini bertutur renyah tentang bagaimana Israel dicipta oleh Inggris, Amerika dan didukung penuh negara-negara Eropa.

Berikut Back Cover buku ISRAEL ISnotREAL:

Sebelum hari beranjak siang, ketika bocah-bocah pulang sekolah, jalanan Gaza padat orang-orang berlalu-lalang. Itu saat tepat rudal setengah ton dari balik sayap jet-jet tempur dihambur. Hari pertama, 2 menit sudah cukup bagi Israel mengunduh 200 korban tewas, 700 lainnya cacat seumur hidup.

Bagi Israel, Gaza “duri dalam daging.” Bukan karena HAMAS, Jihad Islam, atau para “radikal berjanggut”. Tapi Gaza adalah kamp pembuangan para pemilik sah tanah Sderot, Ashkelon, Beer Sheva, Ashdod, Tel Aviv, Haifa yang kini dikuasai Israel.

Lalu, media internasional semacam Reuters lihai bahasakan pembasmian bangsa Palestina itu dengan ”konflik”, perampokan Tanah Suci digiring ke satu isu: ”perdamaian.” Sejak 1900an hingga sekarang, bubuk mesiu Israel leluasa mengurangi populasi warga Palestina. Pincang dan tidak adil.

Sejak Theodor Herzl merumus Zionisme, hingga Joseph Chamberlain menempatkan para Zionis Eropa di dataran tinggi Kenya. Dari “kepemurahan” Balfour, para Zionis deklarasikan Israel hingga rakyat Palestina terkurung di Gaza lebih dari 60 tahun. Sejak perlawanan PLO hingga pesona Hamas, semua ditutur renyah di buku ini.

***

Pujian untuk buku ini:

“Israel Is not Real” membuka cakrawala berpikir saya tentang Israel yang meluluhlantak Palestina. Saat tim MER-C berhasil masuk Gaza, langsung disuguhi “ledakan bom”… Gaza menjadi ajang uji-coba senjata pemusnah massal…

dr. Jose Rizal Jurnalis SpBO.

Presidium MER-C, dokter relawan di Gaza 2009

… Aris memaparkan secara “mengalir” tujuan utama Israel melakukan pembantaian… hingga desain “Timur Tengah Baru” …

Hamdan Basyar

Peneliti Utama Puslit Politik—LIPI dan Direktur Eksekutif The Indonesian Society for Middle East Studies (ISMES)

”Buku ini menyajikan cara pandang berbeda dengan arus umum ihwal kezaliman Israel terhadap Palestina yang direduksi melalui berbagai daya dan upaya yang sistematis”

Wahyu Muryadi

Redaktur Eksekutif Majalah Tempob


Aksi

Information

15 responses

6 03 2009
Sagaf Basry

Israel dimana2 pasti bakal kalah… hehehe..
Mabruk atas bukunya!!

10 03 2009
ABU KANIEZ

Mabruk atas bukunya!!!
dan ini bukti bahwa Antek2 mereka ada di Indonesia

10 03 2009
Eja Assagaf

Jangan2 ada anggota IKAPI yg menganut faham Post-Zionisme? Keliahatan tuh dari cara2nya sobatku… MAMPUS ZIONIS!!!

10 03 2009
adit aja

Bagi anda yg tidak suka membaca buku, saya sarankan utk berhati2.

Buku ini sangat menghipnotis. Aku harus membacanya sampai halaman terakhir.

Sungguh keterlaluan! Aku jadi sadar bahwa selama ini aku dibohongi oleh siaran2 berita dari media barat.

Jadi, hati2 dengan buku ini. Sungguh memesona!

Anwar Aris: Bisa aja abang nih… Mari kita bersinergi bang…! Bravo buruh…

10 03 2009
ressay

Beuh…IKAPI kebanyakan omong.

Berkali-kali gw melihat, mendengar, menyaksikan bahkan menyentuh CD-CD ayat-ayat Al-QUr’an yang distel. CD-CD yang mempertontonkan pendiskreditan terhadap syiah.

Tetapi mengapa CD tentang Israel malah dilarang distel. TOLOL tuh panitianya.

Anwar Aris: Mas Yasser… Itulah Indonesia… mari kita benahi bersama bangsa ini dengan membenahi diri sendiri dan setiap orang yang bersedia bersinergi dengan kebenaran… Inilah detik-detik akhir Zionisme dan ISrael, demikian juga Amerika…

10 03 2009
nardo

Sepakat bung Andito, aku kira banyak orang yang sudah termakan media pro-zionis, bukan bermaksud mengeneralisir, banyak respon kawan-kawan yang notabene juga aktivis untuk HAM tetapi ketika mereka bermukim di US misalnya. Pendapatnya jadi mirip-mirip berita-berita media disana yang pro Zionis, tidak anggap ini masalah Universal tetapi justru melihatnnya sebagai hanya konflik antar Agama yang ujung-ujungnya mempertanyakan existensi agama apakah membawa kedamaian atau justru membawa petaka. Baca sekilas cuplikan buku ini bikin saya penasaran. Berharap bisa segera mendapatkannya di toko buku terdekat.

Anwar Aris: Yup, sepakat, masalah Palestina bukan sekedar masalah rasial, bukan masalah agama semata. Tapi masalah Palestina adalah masalah kemanusiaan. Israel adalah noda kemanusiaan. Sebagaimana noda, ia bisa dibersihkan.
Lihat saja… semua petinggi Israel tidak lahir di bumi yang kini bernama ISrael itu. Tzipi Livni, dia orang Rusia dan sampai sekarang memegang paspor Rusia. Benyamin Netanyahu lahir di Amerika dan memegang Paspor negeri Paman Sam itu. Bagaimana bisa, Turis menjadi pemerintah di negeri asing… ini kan, logika penjajah. Oh ya… buku ISRAEL ISnotREAL sudah bertengger di toko buku pak… teng kyu…

10 03 2009
Salman

Yah kita orang tidak heran lagi, dimana-mana ada antek-antek Zionis!

14 03 2009
nurullah85

bang, sisain buku israel isnotrealnya dong, penasaran ni….

19 04 2009
alpha

memang, masalah Palestina ini adalah isu Universal tentang penegakan HAM bagi umat manusia; hak yang paling mendasar, yaitu hak untuk hidup!!

tapi entah mengapa isu ini diputarbalikkan menjadi isu agama semata, ini permainan zionis namanya..

tugas kitalah yang mengerti akan hal ini untuk meyakinkan masyarakat tentang hal ini..

2 06 2009
Yohanes B Wibawa

Wah aku telat mendapatkan buku sampean Mas Aan! Masalahnya kemarin-kemarin aku rada apriori dengan diskursus tentang Palestina di Indonesia. Buku-buku tentang Palestina yang pernah kumiliki hampir rata-rata lebih nampak seperti propaganda primordial dan beberapa bahkan Islamofasis daripada sebuah penjelasan yang meyakinkan tentang problem sebuah bangsa sehingga justru mengaburkan hakikat perjuangan Rakyat Palestina. Disisi lain saya kira banyak orang sebenarnya juga memahami keberpihakan media internasional yang pro-Zionis yang manipulatif dan menipu, namun masyarakat tetap kesulitan menemukan fakta yang sebenarnya mengenai Palestina. Akibatnya masyarakat masih “sekedar jatuh iba” pada penderitaan Bangsa Palestina, padahal iba bukanlah sebuah sikap dasar yang baik yang dibutuhkan untuk membangun panggilan aksi, terlebih bagi Bangsa Palestina yang telah ditindas lebih dari enam dekade lamanya. Palestina butuh kemarahan masyarakat dunia yang bersama-sama mengacungkan rudal ke arah Israel!

Tapi kira-kira sepertinya memang tidak banyak orang yang memahami bahwa berdirinya Negara Israel adalah kolonialisasi atas Bangsa Palestina. Padahal kunci penjelasannya nampaknya sebenarnya disini, plus skenario-skenario Zionis dalam mendirikan Negara Ekslusif Yahudi melalui genosida dan pengusiran paksa. Jujur saja, aku sebelumnya juga “nggak ngeh” dengan isu kolonisasi ini sampai setelah baca buku Israel is not Real ini. Pun aku belum yakin, kemudian kucari buku-buku lain (beruntung buku-buku yang terbit belakangan ternyata bagus-bagus, termasuk buku Gelegar Gaza, karya temen Anda juga ya…) dan terutama aku mujur menemukan Buku Pembersihan Etnis Palestina; Holocaust Kedua, karya Ilan Pappe terbitan Elex Media. Sebelumya aku masih berfikir seperti umumnya opini massa dan berdoa untuk perdamaian Negara Bangsa Palestina yang berdampingan dengan Israel. Aku masih menduga mengenai Negara Israel yang didirikan atas dasar panggilan Biblis Taurat atau mungkin juga dugaan Israel sebagai negara boneka imperialis barat di Timur Tengah. Tapi setelah baca kesemua buku tadi baru kutemukan penjelasan bahwa alasan Israel ternyata mengatasi itu semua. Ia memiliki skenarionya sendiri dengan Ideologi ultra-nasionalis, ultra-rasist menurutku, yang tidak kurang ngeri-kejinya dengan Nazisme. Zionis Israel tidak berhak sejengkal pun tanah yang didudukinya sekarang ini.

Masalah Palestina lebih luas dari suatu masalah kemanusiaan, ini adalah masalah dari sebuah bangsa. Dari narasi besar ini, menurutku Hamas adalah buah dialektika paling alamiah dari ketertindasan sebuah bangsa. Proficiat untuk bukunya Mas Aan, aku yakin buku ini akan menjadi bandil intifada melawan ketidaktahuan massa, atau sekurang-kurangnya menjadi cadangan kesadaran untuk perang melawan lupa dan aksi sepihak media-media mainstream dan menumbuhkan panggilan aksi (politik maupun moral) yang semakin luas diantara Rakyat Indonesia untuk Palestina. Viva Hamas! Viva Palestina!

Salamku,

Bowo

NB: Sayangnya café yang kubangun belum selesai, kalau sudah pasti kuundang ke Yogya untuk memberikan diskusi bagi kawan-kawan disini. Mudah-mudahan tidak lama lagi.

Anwar Aris: Terimakasih Mas Bowo. Komentarmu ini sungguh luar biasa, karenanya tidak layak dikatakan sebagai “comment”. Ini lebih layak disebut artikel. Fakta ttg Palestina dan derivasi opini dunia yang berkembang hingga saat ini, sepengetahuanku, tepat seperti “cuilan” pendapat Panjenengan.

Aku baru landing di Soekarno-Hatta nih… nanti sesampaiku di rumah, kutanggapi lagi tulisanmu ini, mas. Terimakasih.

6 06 2009
Yohanes B Wibawa

Sajake baru pulang memenuhi undangan memberi seminar Mas Aan ? Sekali lagi apresiasiku, kelebihan buku Njenengan ini to the point, menunjuk Israel tepat pada wataknya: kolonialis, negara fiktif… mungkin karena itu maka buku ini menjadi tidak bertele-tele atau berlarut-larut beropini yang justru membuat lelah pembaca. Narasinya juga mengalir penuh fakta. Ibarat nasi bungkus “rasanya enak dan porsinya sedengan” gitu lah… 😀 sehingga ketika selesai membaca, orang berada dalam emosi yang sedang terbangun.

Oke kalau masih capek istirahat dulu Mas Aan, karena buku ini masih akan tetap relevan didiskusikan sampai Rakyat Palestina mendapatkan kembali kemerdekaanya hehe… Salam…

Anwar Aris: Ya nih, baru mencumbu tanah air lagi, neh, setelah menghadiri undangan dari persatuan LSM internasional pendukung Palestina Merdeka (NEDA, International Solidarity Movement, Islamic Human Right London, Neturei Karta, dsb). Trus… sesampainya di rumah, sakit lambungku kambuh, gubrak… terkapar 5 hari.
Mas Wibawa, satu hal yang membuat aku malu: buku Israel Is Not Real, menurutku “compang-camping”. Tapi, sekurangnya, aku menjadi sadar jika sangat sedikit informasi objektif dan adil tentang Palestina. Semoga ini menjadi cambuk yang melecutku untuk semakin peduli kepada isu-isu pemerdekaan, hingga kita jadi tahu siapa pemiskin dan pembodoh, lalu berjuang dengan pena, atau apalah aksinya untuk menghentikan mereka yang jelas-jelas penjajah konseptual dan aktual, minimal kita bisa merdeka.

Tentang penjajahan ISrael (tepatnya penjajahan Negara-negara Eropa dan Amerika) terhadap PAlestina, kita bisa memahaminya secara utuh jika mengetahui konspirasi para pencipta dan pemenang PErang Dunia II. Singkatnya Inggris, PErancis, Amerika dan kawan-kawannya tak mau jika koloni-koloni yang mereka cipta (semacam Timur Tengah) sebagai “sapi perah”, lepas total dari cengkeraman mereka.

Andai PBB dan Negara-negara Eropa, terutama Inggris, plus Amerika konsisten menerapkan teori Negara yang mereka berlakukan dan menjadi acuan dunia hingga detik ini, maka ISrael tak layak disebut sebagai NEgara. Bukankah salah satu syarat berdirinya sebuah negara adalah adanya penduduk asli dan teritorial yang pasti, baru kemudian pemerintahan terbentuk berdasarkan kontrak sosial. Israel adalah satu-satunya Negara yang tidak memliki batas teritorial, alias bisa melebar setiap saat. Kita tahu, penduduk Israel didatangkan (mayoritas) dari Eropa. Fakta yang tak bisa dibantah: sebelum Israel didirikan di bumi Palestina, sejak awal kaum Yahudi, Kristen dan Islam hidup berdampingan secara damai. Pembantaian berdarah-darah dan pengusiran secara massal penduduk Palestina terjadi setelah Israel merampok tanah Palestina dengan mengawali deklarasi negara fiktifnya pada 14 Mei 1948 di Tel Aviv, kota yang baru dicipta dan sama sekali tidak memiliki akar sejarah di sana. Kita tahu, pendirian Israel adalah ulah Inggris, Amerika dan Perancis.

Jika PBB benar-benar mau bertindak adil dan berani, coba saja lakukan tindakan logis yang sesuai dengan hukum humaniter. Tunjukkan kepada dunia internasional jika Israel memang absah bercokol di bumi Palestina sesuai dengan terma kependudukan internasional, bukan dengan cara ”memaklumi” dan ”memaafkan” pembantaian demi pembantaian yang dilakukan Israel. Libatkan perwakilan seluruh negara di dunia untuk melakukan pendataan ulang penduduk yang sekarang bernaung di bawah bendera Zionis Israel. Pasti akan didapati fakta bahwa Israel bukan negara, penduduk dan apararatur pemerintahannya didatangkan secara besar-besaran dari Rusia, Inggris, Amerika, Jerman dan beberapa negara Eropa lainnya sejak 1940an hingga sekarang. Sejak awal rezim Zionis berdiri, hingga detik ini meniscayakan penghapusan bangsa Palestina.

Sejak semula pemerintah Amerika serikat dan rezim Zionis selalu erat bekerja sama melestarikan sistem kolonialisme. Israel adalah satu-satunya wujud terakhir ciptaan Negara-negara penjajah kontemporer; Amerika dan negara-negara Uni Eropa demi kepentingan membentuk ”Timur Tengah Baru”. Jika rencana ini berhasil maka, habislah Palestina, satu-satunya benteng terakhir perlawanan terhadap penjajahan dunia. Dan, kisah tentang agama-agama samawi yang lahir di sana, usai sudah.
Para pencipta dan pemenang Perang Dunia II seperti Inggris, Amerika, Rusia, Perancis dsb, sengaja merancang-gagas, mendatangkan para turis Zionis dari Eropa, kemudian membentuk Negara Israel agar Timur Tengah murni berada dalam kendali mereka. Sudah terbukti, Mesir Yordania, Arab Saudi dsb menjadi pelayan negara-negara adikuasa itu. Bagaimanapun, sejarah mencatat Israel ”dicipta” oleh negara-negara itu di balik perisai PBB.

Bukankah kejujuran sejarah tak dapat dimanipulasi: bahwa Inggris, Amerika dan Negara-negara Eropa hanya bisa bertahan dengan mensesap harta bangsa-bangsa lain. Meski perkasa dan lama berlangsung, penjajahan segera sirna. Demikian pula eksistensi fiktif Negara Israel, segera tercerabut dari bumi Palestina. Bukankah perlawanan milisi PLO, gerakan Intifadah hingga Hamas membuat stress tentara-tentara modern Israel yang didukung total oleh Inggris, Amerika, Uni Eropa dan PBB. Apalagi milisi remaja Hizbullah lebanon terbukti menang telak melawan militer super-canggih Israel pada perang 33 hari 2006.

Aku yakin, tak lama lagi ISrael akan runtuh.

BTW, kalo kafe sampean sudah jadi, kabari ya. 🙂

26 08 2009
OEDIXS

tdk ada urusan sama Setiono bahlul..jalan trus mas Aan..Allah ma’akum

29 12 2009
Hero

MANTAP POL WES bang,,,,,,,,,,,,,,,,, tak susul nanti jejak abang,,,,, kl bisa lebih malah,, Y A K U S A………..!

28 02 2010
indrafathiana

saya beli pada Anda bisa ndak, Mas? biar skalian dapet tanda tangannya. hehehe..

Anwar Aris: Boleh… boleh… sebab kalo beli di toko harus tunggu penerbitnya mencetak ulang karena sudah habis tuh buku…

6 06 2010
Alifah Dzatil Izzah

Q seneng dgn terbitnya Buku ini meski q blum punya….
Freedom For Palestine….

Tinggalkan komentar